Kurangi Membentak Dalam Mendidik Anak Bisa Merusak Otak Anak

Ilyas Kusuma Winata | 2024-07-30

Kurangi Membentak Dalam Mendidik Anak, Bisa Merusak Otak Anak!

Setiap orang tua memiliki cara mengasuh anak yang berbeda-beda. Kita banyak menemukan cara mendidik yang umum dilakukan di Indonesia agar anak menurut kepada orang tuanya tanpa banyak membantah, yaitu dengan memberikan rasa takut kepada anak sejak kecil. Prilaku membantah orang tua memang tidak baik dilakukan oleh anak. Bahkan, di dalam Islam mengucapkan kata "ah!" saja sudah dianggap dosa. Namun, apakah dengan begitu lantas membuat orang tua bisa berlaku apa saja kepada anak? Jawabannya tentu saja tidak. Orang tua juga harus lebih besar rasa sabarnya ketimbang marahnya. Tentu ini merupakan ajaran dari Rasulullah saw ketika mendidik anak-anaknya, bahkan kepada siapapun.

Hal ini dikarenakan Rasulullah saw ingin memberikan contoh terbaik bagi umatnya dalam hal mendidik anak. Meskipun, pada masa beliau belum ada ilmu sains modern seperti kita saat ini. Namun, apa yang beliu sampaikan kini terbukti menjadi cara mendidik anak terbaik. Ketika anak sedang susah diatur, orang tua sering sekali mengambil langkah mudah untuk mendisiplinkan anaknya, yaitu dengan membentak anaknya agar sang anak ketakutan dan menuruti orang tuanya. Padahal, hal itu bisa membuat anak jadi lebih bodoh.

Dr. Jiemi Ardian, SpKJ seorang Psikiater menjelaskan bahwa jika seorang anak dibentak oleh orang tuanya maka jumlah saraf di otak anak akan berkurang dan membuat anak jadi lebih bodoh. Meskipun sekilas terlihat sang anak tetap pintar di sekolah, namun menurut Dr. Jiemi sang anak seharusnya bisa lebih cerdas lagi dari kecerdasannya sekarang jika ia tidak dibentak atau mendapatkan kekerasan dari orang tuanya.

Sayangnya, pengetahuan ini tidak mudah diterima oleh orang tua di Indonesia. Hal ini dikarenakan banyak orang tua yang menganggap bahwa didikan yang ia terima dulu dari orang tuanya ketika mereka masih kecil mereka anggap cara mendidik yang sukses karena mereka melihat ke dalam diri mereka sendiri. Kemudian mereka melanjutkan cara yang dulu orang tua mereka lakukan kepada anak mereka. Para orang tua harus tahu bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan persebaran informasi yang masif lewat internet harusnya membuat orang tua menjadi lebih mudah untuk belajar menjadi orang tua yang baik dan benar sesuai dengan tumbuh kembang anaknya yang juga sesuai anjuran dalam Islam.

Dr. Aisah Dahlan, CMHt., CM.NLP. pernah mengatakan dalam satu kesempatan bahwa anak yang dibentak maka otak anak akan membentuk ingatan trauma pada anak. Memori traumatik yang dialami anak akan membuat anak kesulitan dalam mengingat hal lain dikarenakan ingatan akan momen traumanya begitu kuat di otak sehingga menghambat tumbuh kembangnya.

Maka dari itu sebagai orang tua harus bisa memahami bahwa ketika anak masih dalam usia tumbuh kembangnya, maka mereka akan menyalurkan energinya untuk mencoba hal baru yang belum pernah ia coba sebelumnya. Hal ini sering kali disalah artikan sebagai nakal oleh orang tuanya sehingga merasa perlu diberikan tindakan pendisiplinan, dan cara termudah untuk mendisiplinkan anak adalah dengan memberikan pukulan ke bagian tubuh tertentu atau membentak.

Bagaimana solusinya? Mulailah mencontoh bagaimana Rasulullah saw mendidik anaknya kemudian coba mencari penjelasan ilmiahnya dari para dokter anak atau psikologi dan psikiater. Hal ini akan membuat orang tua juga lebih mengerti tentang fase tumbuh anak dan lebih bisa menanamkan nilai Islami dalam keluarga sehingga sang anak tidak memiliki trauma terhadap keluarganya sendiri yang berdampak dengan prilaku yang menyimpang ketika sudah dewasa.
`