Kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS Tentang Penyembelihan Hewan Qurban
Ilyas Kusuma Winata | 2024-06-12
Kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS Tentang Penyembelihan Hewan Qurban
Menyembelih hewan adalah rangkaian ibadah yang dilakukan setiap tahun oleh umat Muslim. Di tiap negara memiliki ciri khas hewan qurban mereka sesuai dengan hewan lokal yang biasa dikonsumsi di sana, seperti hewan Unta, Kerbau, Sapi, Kambing, dan hewan kaki empat lainnya.
Tentu saja penyembelihan hewan qurban ini tidak semata-mata tanpa pembelajaran untuk manusia. Kisah yang paling terkenal soal hewan qurban ini berawal dari kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS.
Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail dijelaskan melalui Al-Qur'an surah As-Shaffat. Pada saat itu, Nabi Ibrahim sangat ingin memiliki keturunan dari istrinya, Siti Sarah. Lama sekali penantian kehamilan dari Siti Sarah, namun tak kunjung dikaruniai anak oleh Allah SWT.
Ketika usia Siti Sarah semakin bertambah tua dan menjadi sulit untuk mengandung, Siti Sarah pun meminta kepada Nabi Ibrahim untuk menikahi budak mereka bernama Siti Hajar, dengan harapan Nabi Ibrahim bisa mempunyai anak yang ia inginkan.
`
Berat bagi Nabi Ibrahim untuk melakukan hal tersebut pada awalnya dikarenakan Siti Sarah merupakan istri yang ia cintai, namun ia mengikuti saran dari istrinya tersebut agar sang Nabi bisa memiliki keturunan.
Menikahlah Nabi Ibrahim AS dengan Siti Hajar. Setelah beberapa lama Siti Hajar akhirnya hamil dan melahirkan seorang anak dengan nama Ismail. Ketika Ismail lahir, Nabi Ibrahim sudah berusia 86 tahun. Nabi Ibrahim mendidik Ismail dengan sangat baik sebagai seorang anak yang saleh. Saat Nabi Ibrahim begitu sayang padanya, ia kemudian bermimpi untuk menyembelih dan mengurbankan putra tersayangnya.
Nabi Ibrahim bingung harus bagaimana menyikapi mimpinya, ia tidak langsung membenarkan mimpi tersebut namun tidak juga mengingkarinya. Nabi Ibrahim selalu memikirkan dan memohon petunjuk kepada Allah SWT. Setelah tiga malam ia selalu bermimpi sama akhirnya Nabi Ibrahim meyakini dan membenarkan bahwa mimpi tersebut datang dari perintah Allah SWT dan harus dilaksanakan.
Namun, Nabi Ibrahim AS tidak langsung melakukan perintah tersebut. Meskipun seorang Nabi, tetapi beliau juga seorang manusia yang mencintai anaknya tersebut apalagi setelah penantian yang begitu lama. Nabi Ibrahim pun memberitahukan mimpinya terlebih dahulu kepada putranya dan meminta pendapatnya terkait mimpinya tersebut. dalam Alqur'an Allah SWT menceritakan kisah tersebut dalam surat As-Saffat 102 yang artinya, "Maka ketika anak itu sampai (pada umur) mampu berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, 'Wahai anakku! Sungguh aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" (Surat As-Saffat ayat 102). Mendengar hal tersebut Ismail menjawab dengan ikhlas dan tegas, yang artinya, "Dia (Ismail) menjawab, 'Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan menemukanku termasuk orang yang sabar." (Surat As-Saffat ayat 102).
Setelah itu Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah Allah dengan mengikhlaskan putranya. Namun, Allah segera mengganti tubuh Nabi Ismail dengan seekor hewan yang besar. Allah menjawab di dalam Surat As-Saffat ayat 104-108 yang berbunyi, "Lalu Kami memanggilnya, 'Wahai Ibrahim! Sungguh, kamu telah membenarkan mimpi itu.' Sungguh, demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami menebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,"
Begitulah Allah ketika menguji hambanya. Ia memberikan pembelajaran yang berharga dengan mengingatkan manusia yang lahir kemudian bahwa harus selalu mengutamakan Allah di atas ego duniawinya maka Allah akan memberikan kearunianya yang sangat besar.